BAB I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Peran serta
masyarakat adalah kontribusi, sumbangan dan keikutsertaan masyarakat dalam
menunjang upaya peningkatan mutu pendidikan. Pada masa sekarang tentunya anda
juga setuju, bahwa perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring pendidikan
melibatkan peran serta masyarakat. Kesadaran tentang pentingnya pendidikan yang
dapat memberikan harapan dan kemungkinan lebih baik dimasa yang akan datang,
mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat. Hal inilah
yang melahirkan kesadaran peran serta masyarakat.
Peran serta
masyarakat khususnya orangtua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan selama ini
sangat minim. Partisipasi masyarakat selama ini sangat minim. Partisipasi
masyarakat selama ini pada umumnya sebatas pada dukungan dana, sementara
dukungan lain seperti pemikiran, moral dan barang/jasa kurang diperhatikan.
Akuntabilitas sekolah terhadap masyarakat juga lemah. Sekolah tidak merasa
berkeharusan untuk mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan pendidikan kepada
masyarakat, khususnya orang tua siswa, sebagai salah satu unsur utama yang
berkepentingan dengan pendidikan. (stakeholder)
Berdasarkan
kenyataan – kenyataan tersebut di atas, tentu saja perlu dilakukan upaya –
upaya perbaikan salah satunya adalah melakukan reorientasi penyelenggaraan
pendidikan dengan melibatkan peran serta masyarakat melalui manajemen
peningkatan mutu berbasis sekolah.
Saudara,
anda sudah memahami bahwa peran serta masyarakat tidak hanya berupa pemberian
bantuan uang atau tenaga, tetapi juga bantuan membimbing siswa di luar sekolah
sebagai bagian yang penting. Mereka dapat bekerjasama dalam peningkatan mutu
sekolah melalui perencanaan program – program pembelajaran dan kemauan belajar
peserta didik, serta berbagai kegiatan dan keterlibatan secara aktif melalui
jalana komunikasi yang efektif antara sekolah, orangtua, komite dan masyarakat.
Program
sekolah harus sesuai dengan kebutuhan masyaraakat di masa sekarang maupun pada
masa yang akan datang. Pengambilan keputusan untuk peningkatan mutu sekolah
dilakukan bersama masyarakat. Karena itu pula, sekolah harus berusaha terbuka
dan mandiri, serta meningkatkan mutu profesionalisme tenaga pendidikannya.
Yang
termasuk komponen masyarakat ialah orangtua siswa, tokoh masyarakat, tokoh
agama, dunia usaha dan dunia industri dan lembaga sosial budaya. Peran serta
mereka dalam pendidikan berkaitan dengan (1) Pengambilan keputusan, (2)
Pelaksanaan, dan (3) Penilaian. Peran serta dalam mengambil keputusan misalnya
ketika sekolah mengundang rapat bersama komite sekolah untuk membahas
perkembangan sekolah, masyarakat yang dalam hal ini orangtua, anggota komite
sekolah, atau wakil dari dunia bisnis dan industri secara bersama – sama
memberikan sumbang saran dan berakhir dengan pengambilan keputusan.
BAB II
PERMASALAHAN
Rumusan
Masalah
Ø Apa peran
serta masyarakat dalam peningkatan mutu pendidikan sekolah ?
Ø Bagaimana
keterkaitan antara peran serta masyarakat dengan Manajemen Berbasis Sekolah ?
Ø Mengapa
masyarakat harus terlibat dalam peningkatan mutu pendidikan disekolah ?
Ø Bagaimana
peran serta orangtua dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan anak ?
Ø Apa peran
serta orangtua dalam perencanaan pengembangan sekolah ?
Ø Apakah peran
serta komite sekolah dalam konteks MBS terutama dalam peningkatan mutu
pendidikan di sekolah ?
BAB III
PEMBAHASAN
(PERAN SERTA MASYARAKAT (PSM)
A.
PERAN SERTA ORANGTUA
Kita ketahui
bahwa tujuan utama MBS adalah terwujudnya peningkatan mutu pendidikan. Dengan
adanya MBS, sekolah masyarakat tidak perlu lagi menunggu perintah dan kebijakan
dari pemerintah yang bersifat top down (dari
atas). Sekolah beserta masyarakat dapat mengembangkan suatu visi pendidikan
yang sesuai dengan keadaan setempat dan melaksanakan visi tersebut secara
mandiri. Sekali lagi, pendidikan bukan hanya menjadi kewajiban pemerintah,
sekolah, dan guru, tetapi juga menjadi tanggung jawab keluarga dan masyarakat.
Oleh sebab itu masyarakat diharapkan turut berperan serta dalam penyelenggaraan
pendidikan.
Peran serta
masyarakat perlu diupayakan pertumbuhan dan pengembangannya melalui
pemberdayaan sekolah berbasis masyarakat. Mereka dapat bekerja sama dengan
sekolah melalui perencanaan program – program pembelajaran dan peningkatan
kemampuan. Ini dapat terjadi jika terjalin komunikasi yang efektif, antara
sekolah, orangtua, komite dan masyarakat.
Dalam
penyelenggaraan pendidikan di sekolah, masyarakat berhak memperoleh pendidikan
yang baik dan bermutu. Pada saat yang bersamaan, masyarakat pun berkewajiban
berperan secara aktif untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan melalui
penggalangan dana, sumbangan tenaga dan pikiran, serta bentuk – bentuk lain
yang dapat menunjang peningkatan mutu pendidikan. Kita memahami pula, bahwa
orangtua adalah salah satu mitra sekolah yang dapat berperan serta dalam
meningkatkan mutu pendidikan sekolah. Melalui orangtua kegiatan belajar anak di
rumah dapat dipantau. Bahkan orangtua dapat menjadi bagian dari paguyuban para
orangtua siswa yang dapat memberi masukan dan dukungan dalam merencanakan
pengembangan sekolah.
Keterlibatan
orangtua selain sebagai bentuk kepedulian terhadap kemajuan pendidikan anak,
jugaa sebagai bentuk partisipasi mereka dalam sistem manajemen sekolah. Anda
tentu memahami benar. Pada konsep MBS ini, orangtua dapat terlibat secara aktif
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan kemajuan dan pengembangan
sekolah dalam mewujudkan akuntabilitas sekolah. Lalu, peran serta orangtua
dalam kemajuan sekolah itu dapat terjadi dalam pembelajaran, perencanaan
pemgembangan sekolah, dan pengelolaan kelas.
Terdapat
tiga komponen penting dalam pendidikan (trilogi pendidikan). Ketiganya meliputi
keluarga, sekolah, dan masyarakat, keluarga, dalam hal ini orangtua siswa,
merupakan sumber pendidikan yang pertama dan utama. Dalam sehari semalam
terdapat 24 jam, sedangkan pendidikan di sekolah hanya berlangsung sekitar 8
jam. Sisanya adalah pendidikan di luar sekolah yang menajdi tanggung jawab
orangtua. Dalam konteks ini, orangtua berperan sebagai pengganti guru di rumah.
Orangtua
berperan serta dalam menyediakan dana, prasarana dan sarana sekolah sebagai
upaya realisasi program – program sekolah yang telah disusun bersama. Orangtua
yang memilki pendidikan, pengetahuan, dan keterampilan khusus dapat berperan
serta dalam mebantu sekolah seperti pada bidang proses pembelajaran,
pengelolaan persekolahn, dan pengelolaan keuangan sekolah. Intinya orangtua
akan membantu sekolah jika pihak sekolah mampu berkomunikasi dengan baik.
Apabila sekolah bersikap transparan, terutama dalam hal keuangan dan orang tua
diikut sertakan dalam pembicaraan rencana sekolah, maka semestinya orangtua
merasa ikut memiliki sekolah. Oleh sebab itulah, pertemuan rutin dengan
orangtua serta tokoh – tokoh masyarakat yang lain perlu ditingkatkan sekolah,
sehingga masyarakat dan orangtua akan ikut memelihara dan membantu sekolah.
Beberapa media lain yang dapat dimanfaatkan orangtua peserta didik untuk turut
bertanggung jawab atas mutu pendidikan aadalah melalui korespondensi surat atau
telepon antara orangtua dengan sekolah, menyelenggaraka pertemuan antara
paguyuban orangtua kelas. Atau sebagai bagian dari komite sekolah, otrangtua
terlibat dalam kegiatan program sekolah, home
visiting, menghadiri rapat sekolah, dan mengikuti pameran/bazar di sekolah.
Orangtua
dapat pula dilibatkan dalam program pembelajaran dan emngatasi kesulitan
belajar peserta didik. Orangtua dapat membantu kesulitan siswa dalam bidang
pelajaran tertentu di rumah untuk memberi penjelasan atau jika diperlukan
mendatangkan guru les privat. Memberdayakan peran orangtua peserta didik itu
merupakan bagian keterampilan komunikasi eksternal dari pihak sekolah. Tujuan
hubungan sekolah dengan orangtua adalah saling membantu dan saling
mengisiantara orangtua dan sekolah. Orangtua dapat menajdi potensi sumber dana
sekolah, serta mebina anak – anak terutama dalam pendidikan moral agar anak
tercegah dari sifat dan perilaku yang kurang baik karena pengaruh lingkungan.
Perjalinan hubungan sekolah dengan orangtua peserta didik dapat dilakukan
melalui komite sekolah, pertemuan yang direncanakan atau saat penerimaan
raport, sumber informasi sekolah dan sumber bagi anak, serta secaraa bersama –
sama memecahkan masalah.
a.
Peran Serta Orang Tua dalam Pembelajaran
Orang
tua tidak saja membantu belajar anak di rumah, bisa juga dilakukan di sekolah. Bahkan
kalau perlu orang tua yang memiliki pengetahuan dan keahlian khusus, misalnya
ahli dalam musik atau seni rupa, dengan koordinasi yang baik dengan pihak
sekolah, para orang tua ini bisa saja membantu mengadakan proses pembelajaran
musik dan seni rupa pada ekstrakulikuler sekolah.
b.
Peran Serta Orang Tua Dalam Perencanaan
Pengembang Sekolah
Orang
tua siswa dapat berperan serta dalam perencanaan pengembangan sekolah. Ada
orang tua siswa yang kebetulan seorang dokter. Sebagai dokter tentunya sangat
memahami betul apa arti hidup sehat, terutama bagi anak – anak di sekolah. Dia
dapat memberikan masukan yang berharga dalam perencanaan pengembangan sekolah,
terutama berkaitan dengan peningkatan mutu layanan Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS), penataan warung jajan sehat bgai anak – anak. Serta pengaturan kamar
mandi dari toilet sekolah yang sehat. Keterlibatan orangtua siswa tersebut
dalam perencanaan pengembangan sekolah yang berkaitan dengan kesehatan, tentu
sangat menguntungkan sekolah dan peserta didik.
Cara
orang tua untuk terlibat dalam perencanaan pengembangan sekolah, yaitu bisa
dilakukandengan orang tua dapat datang ke sekolah tanpa/ dengan undangan
sekolah yang mengundang. Sekelompok orang tua mengadakan pertemuan di luar
sekolah untuk bersama – sama membahas dan memberikan masuka untuk peningkatan
mutu sekolah, hasilnya kemudian diserahkan kepada sekolah.
c.
Peran Serta Orang Tua Dalam Pengelolaan Kelas
Keterlibatan
siswa dalam pengelolaan kelas memliki art yang sangat luas. Bukan berarti orang
tua turut masuk ke kelas dan campur tangan mengurusi tempat duduk siswa,
memindah siswa yang suka menganggu temannya di kelas, dan sebagainya. Tetapi,
pengaturan kelas dapat dilakukan berdasarkan masukan dengan dan/ atau kompromi
dengan para orang tua. Misalnya, dalam hal isi dan penataan pajangan kelas,
serta pengaturan tempat duduk dan kenyamanan kelas. Untuk mengetahui kebutuhan
kelas yang menunjang proses belajar di kelas sudah tentu anda harus mengenali
jenis peran serta orang tua dalam pengelolaan kelas, mencatat keadaan sekarang,
dan kondisi yang dikehendaki, serta menemu – kenali hambatan – hambatan yang
dihadapi.
Selain itu, anda harus mengenali lingkup
guru dan lingkup orang tua yang turut berperan serta dalam pengelolaan kelas.
Kerja sama aantara guru dan orang tua sudah tentu sangat membantu upaya – upaya
peningkatan mutu pembelajaran di kelas.
B.
PERAN SERTA
MASYARAKAT (PSM)
Pendidikan
merupakan bagian dari sektor yang harus menjadi prioritas dalam upaya
pengentasan kemiskinan. Dengan peningkatan aksesbilitas masyarakat terhadap
fasilitas dasar pendidikan diharapkan mampu meningkatkan derajat pendidikan.
Pendidikan adalah
tanggungjawab bersama antara pemerintah, orangtua, dan masyarakat. Tanpa
dukungan masyarakat, pendidikan tidak akan berhasil dengan maksimal. Sekarang
hampir semua sekolah telah mempunyai komite sekolah. Pada dasarnya masyarakat
baik yang mampu dan tidak mampu, golongan atas, menengah maupun yang bawah,
memiliki potensi yang sama dalam membantu sekolah yang memberikan pembelajaran
bagi anak- anak mereka. Akan tetapi hal ini bergantung pada bagaimana cara
sekolah mendekati masyarakat tersebut. Oleh karena itu, sekolah harus memahami
cara mendorong peran serta masyarakat agar mau membantu sekolah. Tugas ini
berikhtiar membicarakan tiga hal antara lain; pentingnya oeran serta masyarakat
utamanya peran stakeholder bagi
pengembangan sekolah; jenis – jenis peraan serta masyarakat serta cara
mendorong peran serta masyarakat.
Mengapa Peran Serta Masyarakat
(PSM) itu perlu?
·
Pendidikan
adalah tanggungjawab bersama keluarga, masyarakat, dan negara.
·
Keluarga
bertanggungjawab untuk mendidik moralitas/agama, menyekolahkan anaknya, serta
membiayai keperluan pendidikan anaknya.
·
Anak berada
di sekolah antara 6 – 9 jam, selebihnya berada di luar sekolah (rumah dan
lingkungannya). Dengan demikian, tugas keluarga amat penting untuk menjaga dan
mendidik anaknya.
·
Pendidikan
adalah investasi masa depan anak. Oleh karena itu memerlukan biaya, tenaga, dan
perhatian. Keberatankah orangtua membayaar SPP yang sifatnya bulanan, sedang
mereka saja tidak berat untuk membeli rokok setiap hari? Mungkinkah anak
menjadi pandai tanpa biaya? Harusnya kita sadar, kita sedang memasuki era
globalisasi, dan jika anak kita tidak terdidik, kita akan kalah bersaing dengan
bangsa lain.
·
Anak
perempuan perlu mendapat pendidikan setinggi anak laki – laki mengingat mereka
akan menjadi ibu dari bayi-bayinya. Ibu lebih dekat kepada anak dan mendidik
anak perlu pengetahuan yang memadai agar anak tidak salah asuhan/didik.
·
Masyarakat
berhak dan berkewajiban untuk mendapatkan dan mendukung pendidikan yang baik. Kewajiban
mereka tidak sebatas bantuan dana, lebih dari itu juga pemikiran dan gagasan.
·
Pemerintah
berkewajiban membuat gedung sekolah, menyediakan tenaga/guru, melakukan
standarisasi kurikulum, menjamin kualitas buku paket, alat peraga, dan lain
sebagainya. Karena kemampuan pemerintah terbatas, maka peran serta masyarakat
sangat diperlukan.
·
Kemampuan
pemerintah terbatas sehingga mungkin tidak mampu mengetahui secara rinci nuanas
perbedaan di masyarakat yang berpengaruh pada bidang pendidikan. Jadi
masyarakat berkewajiban mebantu penyelenggaraan pendidikan.
·
Masyarakat
dapat terlibat dalam memberikan bantuan dan, pembuatan gedung, lokal, pagar,
dan lain sebagainya. Masyarakat juga dapat terlibang dalam bidang teknis
edukatif.
·
Idealnya
sekolah bertanggung jawab kepada pemerintah dan juga kepada masyarakat
sekitarnya.
·
Bantuan
teknis edukatif juga sangat mungkin diberikan, seperti: mediakan diri menjadi
tenaga pengajar, membantu anak yang berkesulitan membaca, menentukan dan memelihara
guru baru yang mempunyai kualifikasi, serta membicarakan pelaksanaan kurikulm
dan kemajuan belajar.
Mayarakat
diharapkan perannya dalam pelaksanaan dan penyelenggaran pendidikan terutama
dalaam mendidik moralitas/ agama, meyekolahkan anaknya, dan membiayai keperluan
pendidikan anak – anaknya. Segenap
lapisan masyarakat memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang baik.
Tetapi,mereka juga mempunyai kewajiban untuk berkontribusi terhadap pendidikan,
baik yang berupa dana maupun daya, pikiran, tenaga atau sumbangan lainnya. Masyarakat dapat terlibat dalam memberikan
bantuan dana, pembuatan gedung, area pendidikan, teknis edukatif seperti proses
belajar mengajar, menyediakan diri menjadi tenaga pengajar, mendiskusikan
pelaksanaan kurikulum, membicarakan kemajuan belajar dan lain –lain.
Banyak hal
yang disumbangkan dan dilakukan oleh masyarakat untuk membantu terlaksananya
pendidikan yang bermutu, mulai dari menggunakan jasa pelayanan yang tersedia
sampai keikutsertaannya dalam pengambilan keputusan. Pada umumnya peran serta
masyarakat adalah peran serta pasif dalam menerima keputusan sekolah. Mereka
berpikir dengan membayar sumbangan/dana secara rutin, selesailah kewajiban
mereka. Sekolah tidak hanya membutuhkan bantuan dana tetapi juga pemikira,
tenaga, dukungan, dan sebagainya.
Dalam
pendidikan, hubungan sekolah dan masyarakat adalah untuk meningkatkan
keterlibatan, kepedulian, kepemilikan, dan dukungan dari masyarakat baik dukungan
moral maupun finansial. Masyarakat disini meliputi masyarakat setempat dimana
sekolah itu berada, orangtua murid, masyarakat pengguna pendidikan yang
memiliki kepedulian terhadap dunia pendidikan.
Dalam konsep
pendidikan diperlukan kerja sama antara sekolah dan masyarakat yang dimulai
dengan komunikasi. Dalam komunikasi satu sama lain seperti inisiatif dari kedua
belah pihak. Komunikasi interaktif menempatkan semua pihak sama penting,
diharapkan mampu menyampaikan pesan yang berhubungan dengan kebutuhan belajar
anak. Komunikasi yang interaktif perlu dilanjutkan dengan tindakan
partisipatif, yakni mengembangkan hubungan kerjasama sekolah, orangtua, dan
masyarakat untuk menjadikan lingkungan yang kondisif dalam menunjang
efektifitas pembelajaran anak.
Ada 7 tingkatan peran serta
masyarakat :
1.
Peran serta dengan menggunakan jasa pelayanan yang tersedia. Jenis PSM ini adalah jenis yang paling umum. Pada tingkatan ini
masyarakat hanya memanfaatkan jasa sekolah untuk mendidik anak – anak mereka.
2.
Peran serta dengan memberikan kontribusi dana, bahan dan tenaga. Pada PSM jenis ini masyarakat berpartisipasi dalam perawatan dan
pembangunan fisik sekolah dengan menyumbangkan dana, barang, atau tenaga.
3.
Peran serta secara pasif. Masyarakat
dalam tingkat ini menyetujui dan menerima apa yang diputuskan pihak sekolah
(komite sekolah ), misalnya komite sekolah memutuskan agar orangtua membayar
iuran bagi anaknya yang bersekolah dan orang tua menerima keputusan itu dengan
mematuhinya.
4.
Peran serta melalui adanya konsultasi. Pada
tingkatan ini, orangtua datang kesekolah untuk berkonsultasi tentang masalah
pembelajaran yang dialami anaknya.
5.
Peran serta dalam pelayanan. Orangtua/masyarakat
terlibat dalam kegiatan sekolah, misalnya orangtua ikut membantu sekolah ketika
ada studi tur pramuka, kegiatan keagamaan.
6.
Peran serta sebagai pelaksana kegiatan. Misalnya sekolah meminta orangtua/ masyarakat
orangtua memberikan penyuluhan pentingnya pendidikan, masalah jender, gizi,
dsb. Dapat pula misalnya, berpartisipasi dalam mencatat anak usia sekolah di
lingkungannya agar sekolah dapat menampungnya, menjadi narasumber, guru bantu,
dsb.
7.
Peran serta dalam pengambilan keputusan. Orangtua/
masyarakat terlibat daalam pembahasan masalah pendidikan baik akademik maupun
non akademik, dan ikut dalam proses pengambilan keputusan dalam rencana
pengembangan dan peningkatan mutu pembelajaran disekolah.
a.
Pentingnya
Pemberdayaan Masyarakat
Anda tentunya telah membaca UU No. 20/2003
tentang Sisdiknas. Pada bab XV pasal 54 dinyatakan bahwa :
1. Peran serta
masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan, kelompok,
keluarga, organisasi profesi, organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi
kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.
2. Masyarakat
dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan.
3. Ketentuan
mengenai peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2)
diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Masyarakat merupakan komponen
utama terselenggaranya proses pendidikan. Kontribusi masyarakat di lingkungan
sekolah perlu dioptimalkan sebagai upaya pemberdayaan dalam rangka mewujudkan
visi dan misi sekolah dalam paradigma pendidikan yang baru. Masyarakat dapat
memberikan sumbangsihnya kepada sekolah dengan memberikan masukan – masukan
terutama dalam penyusunan program – program sekolah.
Demikian juga dalam pelaksanaan
program, dukungan masyarakat perlu dioptimalkan. Rencana pengembangan sekolah
dibuat bersama – sama oleh sekolah dan masyarakat, disampaikan secara terbuka,
diperbaharui setiap tahun, dan dilaksanakan. Peningkatan peran serta masyarakat
dapat dilakukan dalam bentuk peningkatan kondisi lingkungan sekolah yang
mendukung pembelajaran anak. Untuk itu sekolah perlu menggalang hubungan baik
dengan masyarakat. Sekolah memilki program – program yang perlu dipahami
masyarakat, dan sekolah juga perlu mendengarkan saran – saran dari masyarakat. Dengan
hubungan yang baik antara sekolah dan masyarakat, terjalin persatuan antara guru
dang orangtua yang secara bersama – sama dapat memenuhi kebutuhan pendidikanan
peserta didik dan peningkatan mutu belaajar. Selain itu mayarakat dapat
memantau dan menilai program – program sekolah agar tercipta transparasi dan
akuntabilitas sekolah. Apabila jalinan antara sekolah dan masyarakat tercipta
dengan baik , maka dukungan dan bantuan masyarakat terhadap pemeliharaan dan
peningkatan program sekolah pun akan kian terbuka.
Masyarakat harus terlibat dalam
meningkatkan mutu pembelajaran dan pendidikan di sekolah. Salah satu
diantaranya ialah adanya keterbatasan pemerintah dalam pengadaan sarana dan
prasarana sekolah. Pendidikan yang baik tentu memerlukan pembiayaan yang tidak
sedikit. Simpati masyarakat terhadap
sekolah perlu dibangun agar masyarakat juga memberikan kontribusinya secara
aktif dan optimal. Melalui keterlibatan masyarakat, maka kegiatan operasional, kinerja
dan produktivitas sekolah diharapkan dapat terbantu. Namun demikian, harus
diingat bahwa peran serta, dukungan, simpati masyarakat terhadap peningkatan
mutu pendidikan tidaklah datang dengan sendirinya. Sekolah perlu secara
proaktif dan kreatif mengembangkan hubungan kerjasama yang harmonis dan sinergis
dengan masyarakat.
Partisipasi masyarakat merupakan
keterlibatan masyarakat secara nyata dalam suatu kegiatan. Masyarakat dapat
menyumbangkan gagasan, membantu tenaga, memberikan kritik yang membangun,
memberikan motivasi, emnyumbangkan keahlian, serta memberikan dukungan terhadap
pelaksanaan pendidikan.
Melihat pentingnya peran
masyarakat dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, maka pihak sekolah perlu
memberdayakan mereka. Partisipasi masyarakat tidak akan muncul sendirinya. Tak
sedikit diantara mereka yang masih berpandangan bahwa pendidikan sebatas urusan
pemerintah, sekolah, dan para guru. Hal ini banyak terjadi di negara- negara
yang sedang berkembang. Berbeda dengan masyarakat pada negara maju dan negara
industri. Mereka sadar betul bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab bersama.
Paradigma MBS beranggaapan bahwa,
satu-satunya jalan masuk yang terdekat menuju peningkatan mutu dan relevansi
adalah demokratisasi, partisipasi dan akuntabilitas pendidikan. Kepala sekolah
guru dan masyarakat adalah pelaku utama dan terdepan dalam penyelenggaraan
pendidikan sekolah sehingga segala keputusan mengenai penangan persoalan
pendidikan pada tingkatan mikro harus dihasilkan dari interaksi dari ketiga
pihak tersebut.
Masyarakat adalah stakeholder pendidikan yang memiliki
kepentingan akan berhasilan pendidikan di sekolah, karena mereka adalah
pembayar pendidikan, baik melalui uang sekolah maupun pajak, sehingga sekolah –
sekolah seharusnya bertanggungjawab terhadap masyarakat. Namun demikian,
entitas yang disebut “masyarakat” itu sangat kompleks dan tak terbatas sehingga
sangat sulit bagi sekolah untuk berinteraksi dengan masyarakat Sebagai stakeholder
pendidikan. Untuk penyelenggaraan pendidikan di sekolah, konsep masyarakat
itu perlu disederhanakan (simplified) agar menjadi mudah bagi sekolah hubungan
dengan masyarakat itu.
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan alternatif sekolah dalam
program desentralisasi dibidang pendidikan, yang ditandai oleh otonomi luas
ditingkat sekolah, partisipasi masyarakat dan dalam kerangka kebijakan
pendidikan nasional. MBS memberikan kebebasan dan kekuasaan yang besar pada
sekolah, disertai dengan seperangkat tanggung jawab. Dengan adanya pengalihan
kewenangan pengambilan keputusan ke level sekolah, maka sekolah diharapkan
lebih mampu mandiri dan mampu menentukan arah pembangunan pendidikan yang sesuai dengan kondisi dan tuntutan dilingkungan masyarakat. Hal ini
berarti bahwa sekolah harus mengembangkan prograam yang relevan dengan
kebutuhan masyarakat saat ini. MBS berpotensi menawarkaan partisipasi peran
serta masyarakat, pemerataan, efisiensi, serta manajemen yang bertumpu pada
masyarakat tingkat sekolah. Dengan adanya peran serta masyarakat dituntut agar
lebih memahami pendidikan, membantu, serta mengontrol pengelolaan pendidikan. Peran
serta orangtua dan masyarakat. Penyelenggaran pendidikan baik pemerintah maupun
swasta harus berani mengambil sikap dan wawasan bahwa sekolah harus melibatkan
masyarakat setempat terutama orangtua siswa dalam pengembangan dan peningkatan
mutu pendidikan.
Dalam pelaksanaan MBS banyak cara
untuk memberdayakan masyarakat, misalnya, dengan cara : (1) melibatkan orangtua
dalam mengurus komite sekolah serta tokoh masyarakat untuk membahas perencanaan
kegiatan program – program sekolah, (2) membangun prinsip saling menguntungkan
antara sekolah dan masyarakat; (3) memanfaatkan tenaga – tenaga terdidik,
terampil dan berkecakapan di lingkungan sekolah, seperti ekstrakulikuler atau
acara tahunan sekolah.
b.
Peran Serta Dunia Usaha dan Industri
Dunia usaha
dan dunia industri memnberikan kontribusi yang sangat besat terhadap dunia
pendidikan, baik dalam perencanaan, proses peningkatan kualitas pendidikan,
maupun pemanfaatan hasil pendidikan. Sebagai contoh pendidikan tinggi, peran
dunia usaha dan dunia industri dalam membiayai riset inilah sangat besar.
Demikian pula untuk pendidikan dasar dan menengah, orangtua, masyarakat,
perguruan tinggi, dan kelompok – kelompok masyarakat donatur pendidikan sangat
berperan dalam perencanaan, pelaksanaan, sampai monitorinh program sekolah. Dengan mencermati peran masyarakat di negara
maju serta semangat desentralisasi pendidikan indonesia saat ini, diharapkan
dunia usaha dan dunia industri juga turut bertanggung jawab atas kemajuan dan
peningkatan mutu pendidikan di daerah.
Dalam MBS,
dunia usaha dan dunia industri dapat dijadikan mitra sekolah sehingga demand approach dapat benar – benar
dilaksanakan oleh setiap sekolah dalam hal perbaikan kualitas pendidikan. Dunia
usaha dan dunia industri merupakan stakeholder
pendidikan, yang dapat menolong terjadinya pelaksanaan pendidikan yang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Peran serta dunia usaha dan dunia industri
dalam MBS dapat diwujudkan dalam bentuk partisipasi penggalangan dana,
pengadaan fasilitas sarana dan prasarana
sekolah, penciptaan relasi eksternal yang dapat memberikan akses yang lebih
luas dalam membangun hubungan masyarakat, serta membantu pengembangan SDM
pendidikan, khususnya yang berkaitan dengan teknik – teknik pengembangan mutu.
Meningkatkan
peran serta masyarakat (PSM) memang sangat erat berkait dengan perngubahan cara
pandang masyarakat terhadap pendidikan. Ini tentu sajah bukan hal yang mudah
dilakukan. Akan tetapi, bila tidak sekarang dilakukan dan dimulai, kapan rasa
memiliki, kepedulian, keterlibatan, dan pera serta aktif masyarakat dengan
tingkatan maksimal dapat diperoleh di dunia pendidikan.
Peningkatan
mutu pendidikan tidak dapat terlaksana tanpa pemberian kesempatan
sebesar-besarnya pada sekolah yang merupakan ujung tombak terdepan untuk
terlibat aktif secara mandiri mengambil keputusan tentang pendidikan. Sekolah
harus menjadi bagian utama sedangkan masyarakat dituntut partisipasinya dalam
peningkatan mutu yang menjadi komitmen sekolah demi kemajuan masyarakat.
Peningkatan
mutu hanya akan berhasil jikalau ditekankan adanya kemandirian dan kreativitas
sekolah. Proses pendidikan menyangkut berbagai hal diluar proses pembelajaran,
seperti misalnya lingkungan sekolah yang aman dan tertib, misi dan target mutu
yang ingin dicapai setiap tahunnya, kepemimpinan yang kuat, harapan yang tinggi
dari warga sekolah untuk berprestasi, pengembangan diri, evaluasi yang terus
menerus, komunikasi intensif dari pihak orang tua, dan masyarakat.
C.
KOMITE
SEKOLAH
Dewan
Pendidikan dan Komite Sekolah di tingkat satuan pendidikan merupakan bentuk
konsep desentralisasi pendidikan baik di tingkat kabupaten/kota dan di sekolah.
Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 044/U/2002 tanggal 2 april 2002. Anda harus memahami
bahwa dalam keputusan mendiknas tersebut dinyatakan bahwa peran Dewan
Pendidikan dan Komite Sekolah merupakan (1) advisory
agency (pemberi pertimbangan), (2) supporting
agency (pendukung kegiatan layanan pendidikan), (3) controlling agency (pengontrol
kegiatan layanan pendidikan), dan (4) mediator, penghubung, atau pengaut tali
komunikasi antara masyarakat dengan pemerintah.
Sejalan
dengan upaya pemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat sekolah diharapkan
dapat membina jalinan kerja sama dengan orang tua dan masyarakat. Sebagai bagian dari konsep MBS, pemberdayaan
komite/dewan sekolah ini merupakan bentuk manajemen partisipatif yang
melibatkan peran serta masyarakat, sehingga semua kebijakan dan keputusan yang
diambil adalah kebijakan dan keputusan bersama dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan bersama. Pemberdayaan Komite/Dewan Sekolah dapat diwujudkan
diantaranya melalui perlibatan mereka dalam penyusunan rencana dan program
sekolah, RAPBS, pelaksanaan program pendidikan, dan penyelenggaraan
akuntabilitas pendidikan.
Sewaktu
sekolah ingin membangun sebuah laboratorium IPA, mushollah, atau merehabilitasi
ruangan kelas, pihak sekolah tidak selalu harus turun tangan sendiri baik dalam
perencanaan, pendanaan dan pelaksanaannya. Mengandalkan bantuan pemerintah pun
tidak hanya memakan waktu lama, tetapi juga mungkin tidak ada dananya. Oleh
sebab itulah komite sekolah harus diberdayakan. Komite sekolah bersama kepala
sekolah, dewan guru, dan orangtua murid melakukan musyawarah untuk mewujudkan
rencana sekolah tersebut.
Komite
sekolah dapat diberdayakan dalam menjembatani kepentingan sekolah dan
partisipasi masyarakat, khususnya orang tua siswa. dalam konteks ini,
komunikasi antara sekolah dengan masyarakat memiliki peran yang sangat penting.
Seorang kepala sekolah dapat “menguasai” guru, staf, dan masyarakat dengan
kemampuannya berkomunikasi. Dengan kemampuan itu pula, kepala sekolah dapat
mengkomunikasikan program sekolah kepada komite sekolah dan masyarakat. Jadi,
melalui komunikasi yang baik, seluruh elemen masyarakat dan sekolah dapat
dipersatukan secara harmonis guna mendukung pencapaian mutu pendidikan yang
lebih baik.
Komite sekolah saat ini sangat mirip
dengan istilah POMG dan BP3 dulu. Komite
sekolah merupakan suatau badan atau lembaga nonpolitis dan nonprofit. Komite
ini dibentuk berdasarkan musyawarah yang demokratis oleh berbagai pihak yang
berkepentingan dengan pendidikan pada tongkat sekolah. Mereka bertanggung jawab
membantu sekolah dalam peningkatan kualitas pendidikan di sekolah.
Menurut UU RI nomor 20 Tahun 2003 tentang
sistem Pendidikan Nasional, komite sekolah/madrasah adalah lembaga mandiri yang
beranggotakan orang tua/wali peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh
masyarakat yang peduli pendidikan. Dapat disimpulkan bahwa komite sekolah
terdiri atas unsur: orang tua siswa, wakil tokoh masyarakat (bisa
ulama/rohaniwan, budayawan, pemuka adat, pakar atau pemerhati pendidikan, wakil
organisasi masyarakat, wakil dunia usaha dan industri, bahkan kalau perlu juga
wakil siswa, wakil guru – guru, dan kepala sekolah.
Tugas utama komite sekolah adalah
membantu penyelenggaraan pendidikan sekolah dalaam kapasitasnya sebagai pemberi
pertimbangan, pendukung program, pengontrol, bahkan mediator. Untuk memajukan
pendidikan di sekolah, komite sekolah membantu penyelenggaraan proses belajar
mengajar, manajemen sekolah, kelembagaan sekolah, sarana dan prasarana sekolah,
pembiayaan pendidikan, dan mengkoordinasikan peran serta seluruh lapisan
masyarakat. Kedudukannya sebagai mitra sekolah.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Peran serta
masyarakat sangat diperlukan dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
Peran serta masyarakat itu tidak hanya berupa dukungan dana atau sumbangan
fisik saja, tetapi bisa lebih dari itu. Peran serta masyarakat dianggap baik
jika dapat terlibat dalam bidang pngelolaan sekolah, apalagi bila dapat masuk
ke bidang akademik. Dukungan masyarakat terhadap peningkatan mutu pendidikan di
sekolag melibatkan peran serta tokoh – tokoh masyarakat dan tokoh agama, dunia
usaha dan dunia industri, serta kelembagaan sosial budaya. Peran serta orang
tua dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah dapat disesuaikan dengan latar
belakang sosial ekonomi dan kemampuan orang tua. Orang tua merupakan saalah
satu aspek yang penting dalam pelaksanaan MBS. Manajemen Berbasis Sekolah dapat
berjalan dengan baik apabila komite sekolah diberdayakan secara optimal. Komite
sekolah dibentuk sebagai mitra sekolah dalam mengembangkan diri menuju
peningkatan kualitas pendidikan. Dalam pelaksanaannya komite sekolah bekerja
berdasarkan fungsi – fungsi manajemen.
SARAN
Sebaiknya sekolah diharapkan
mampu/dapat membina jalinan dengan masyarakat yang mana masyarakat itu
meliputi, orang tua peserta didik, masyarakat sekitar sekolah, komite sekolah.
Sehingga semua kebijakan dan keputusan yang diambil adalah kebijakan dan keputusan
bersama dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan mencapai tujuan dari
pendidikan itu sendiri.
DAFTAR
PUSTAKA
|
Abu Duhou, I. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Terjemahan
Noryamin Aini,
dkk. Jakarta: Logos.
Danim, Sudarwan. 2006. Visi Baru Manajemen Sekolah dari Unit
Birokrasi ke
Lembaga Akademik.
Jakarta: Bumi Aksara.
Departemen
Pendidikan Nasional. 2001. Manajemen
Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Depdiknas Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan
Menengah, Direktorat Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama
Fatah,
Nanang. 2004. Konsep Manajemen berbasis
Sekolah (MBS) dan Dewan
Sekolah. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Mulyasa, E.
2006. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung:
Rosda
Sediono,
dkk. 2003. Paket Pelatihan Awal untuk
Sekolah dan Masyarakat.
Menciptakan
Masyarakat Peduli Pendidikan Anak Program MBS. Jakarta:
Depdiknas, Unesco, Unicef, Nzaid.
Suderajat,
Hari. 2005. Manajemen Peningkatan Mutu
Berbasis Sekolah. Bandung:
Cipta Cekas Grafika.
kak, aku izin copy ya buat nambah2in (:
BalasHapus